Gambar Sampul Bahasa Indonesia · h_Bab 8 Hiburan
Bahasa Indonesia · h_Bab 8 Hiburan
Sunardi

24/08/2021 11:54:20

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Hampir setiap saat kita disuguhi berbagai macam hiburan. Kita bisa

mengaksesnya dari buku, siaran radio, tayangan televisi, komunikasi melalui

HP, internet, atau dari panggung hiburan. Dengan tema ini Anda diharapkan

belajar berdiskusi atau seminar serta merangkumnya. Lebih dari itu, Anda juga

dapat belajar melaporkan hasil penelitian seseorang, membaca dan menemukan

intisarinya. Agar lebih efisien, efektif, dan optimal, akan lebih baik Anda

mempelajari bentuk kata yang terdapat dalam kalimat yang digunakan. Salah

satu hiburan yang selalu ditayangkan oleh stasiun televisi mana pun adalah

drama, baik dalam bentuk lawak, wayang, ketoprak, fragmen, sinetron, atau

film. Dari tayangan hiburan itu, Anda dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan

bahkan menyelenggarakannya.

Pelajaran 8

Hiburan Tidak Sekadar

Menghibur

Sumber:

Clip Art

Kemampuan Berbahasa

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

98

>

>

>

>

>

>

>

>

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat:

1. merangkum informasi dari berbagai sumber dalam suatu diskusi;

2. menyusun rangkuman diskusi panel atau seminar yang disaksi-

kan melalui layar tv atau secara langsung.

Merangkum isi pembicaraan dalam diskusi

Anda pernah mengikuti diskusi, bukan? Nah, pada diskusi yang pernah Anda ikuti tentu

banyak yang hadir. Mungkin jumlah mereka hanya beberapa orang, tetapi mungkin juga banyak

sekali. Diskusi yang hanya diikuti beberapa orang peserta disebut diskusi kelompok, yang

diikuti peserta dalam jumlah besar disebut diskusi umum.

Dalam diskusi kelompok setiap peserta memiliki peran serta yang sama. Rapat, sidang,

musyawarah, kongres, dan muktamar adalah contohnya. Lain halnya dengan diskusi umum.

Dalam diskusi umum yang benar-benar melakukan diskusi hanya beberapa orang saja.

Selebihnya boleh bertanya atau menyanggah, tetapi hakikatnya bukan pelaku diskusi. Mereka

hanya saksi atau pendengar. Panel, simposium, ceramah, kuliah, dengar pendapat, dan debat

adalah contohnya.

Dalam diskusi panel, peserta yang melakukan diskusi disebut panelis. Jumlahnya tidak

banyak, biasanya tiga atau empat orang. Mereka adalah pakar dalam bidang masing-masing.

Ada yang menyampaikan prasaran dan ada yang membahas prasaran. Mereka inilah yang

sesungguhnya melakukan diskusi. Peserta lain berperan sebagai “pendengar” saja.

Dalam diskusi panel, biasanya panelis sudah menyiapkan makalah. Sebelum panelis

menyampaikan prasaran, biasanya makalah sudah dibagikan kepada semua peserta. Dengan

cara begitu, selain dapat mendengarkan, peserta juga dapat mencermati makalah yang

disampaikan setiap panelis.

Bagan 8.1 Alur pembicaraan dalam diskusi panel

Panelis 1

Panelis 2

Pendengar

Pemrasaran 1

Pemrasaran 2

Moderator

Pendengar

Notulis

Panelis 3

Panelis 4

Pendengar

Penyanggah 1

Penyanggah 2

Hiburan Tidak Sekadar Menghibur

99

Merangkum pembicaraan dalam diskusi merupakan salah satu tanggung jawab modera-

tor. Tidak berarti peserta tinggal diam. Peserta pun perlu membuat rangkuman tersendiri.

Apabila rangkuman buatan moderator dan buatan peserta berbeda, peserta dapat melakukan

usul agar rangkuman diperbaiki.

Uji Kompetensi 8.1

Bagilah kelas Anda menjadi empat atau lima kelompok! Tugas setiap kelompok adalah

mendiskusikan hiburan (

infotainment

) yang ditayangkan oleh stasiun TV! Kemudian buatlah

rangkuman pembicaraannya dalam dua tiga paragraf! Untuk memperlancar jalannya diskusi,

ikutilah petunjuk berikut!

1. Pilihlah salah seorang di antara Anda menjadi moderator yang bertugas memimpin jalannya

diskusi!

2. Pilihlah dua orang dari teman Anda menjadi penulis untuk mendampingi moderator!

3. Tetapkan hiburan yang menjadi objek diskusi! Catat juga kapan (hari, tanggal, jam) hiburan

tersebut ditayangkan!

4. Pilihah tiga orang di antara teman Anda menjadi pembicara. Pembicara pertama menyorot

fungsi hiburan. Pembicara kedua membahas dampak negatifnya. Pembicara ketiga

membahas cara mengatasi dampak negatif hiburan tersebut. Dapat juga Anda menyoroti

hiburan dari sisi lain.

5. Siswa lain berperan sebagai pelaku diskusi. Anda dapat mencatat pokok-pokok pikiran

yang disampaikan pembicara. Kecuali itu, Anda sebagai pelaku harus menyiapkan

tanggapan, pertanyaan, sanggahan, komentar, atau saran yang ditujukan kepada pembicara

lewat moderator.

6. Moderator, selain memimpin jalannya diskusi, juga mencatat pokok-pokok pembicaraan,

tanggapan, pertanyaan, sanggahan, komentar, saran, gagasan baru yang muncul dari

peserta untuk disimpulkan pada akhir diskusi.

7. Penulis bertugas menjadi notulis. Tugas utamanya adalah mencatat jalannya diskusi dari

awal sampai akhir, mencatat siapa yang berbicara dan apa yang dibicarakan.

8. Laporkanlah rangkuman hasil diskusi kelompok Anda secara lisan di depan kelas!

B. Berbicara

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat melaporkan hasil penelitian secara lisan.

Melaporkan hasil penelitian secara lisan

Kegiatan ini tidak mungkin berlangsung tanpa didahului penelitian. Oleh sebab itu, pelajaran

ini diawali dengan kegiatan melakukan penelitian sederhana. Salah satu di antaranya adalah

menginventarisasi mata acara hiburan yang ditayangkan oleh stasiun TV di Indonesia.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

100

Uji Kompetensi 8.2

Bagilah kelas Anda menjadi empat lima kelompok! Tugas setiap kelompok adalah melakukan

penelitian sederhana mengenai mata acara hiburan (

infotainment

) berdasarkan jadwal siaran

TV dari hari Ahad sampai Sabtu. Untuk mempermudah kegiatan ini, gunakan rambu-rambu

berikut!

1. Tetapkan tujuan Anda melakukan penelitian!

2. Objek penelitian kelompok satu dan kelompok lain berbeda.

3. Tetapkan juga kapan dan di mana penelitian Anda lakukan, bagaimana Anda melakukan

penelitian, apa yang Anda peroleh dari penelitian tersebut!

4. Anda dapat menggunakan format laporan penelitian pada pelajaran 7!

5. Tetapkan salah seorang di antara kelompok Anda mewakili kelompok untuk melaporkan

hasil penelitian Anda secara lisan di depan kelas!

C. Membaca

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menentukan isi atau inti sari berbagai ragam

bacaan dengan membaca cepat.

Menentukan inti sari bacaan

Membaca tidak hanya sekadar melafalkan huruf, tetapi, yang penting memahami isinya.

Untuk keperluan itu, diperlukan kecermatan menemukan gagasan-gagasan yang terdapat

di dalamnya. Untuk memperluas wawasan atau studi, dianjurkan membaca beberapa teks

yang memiliki kesamaan topik.

Uji Kompetensi 8.3

1. Bacalah teks berikut secara cepat!

Pelawak Itu Aktor

Sejak film bisu Charlie Chaplin hingga era multimedia sekarang ini, lawak sebagai

tontonan mengalami perkembangan yang jungkir balik. Begitu pun di Indonesia.

Dari lawak sebagai bagian dari pertunjukan serius – layaknya

goro-goro

(munculnya

Semar Gareng, Petruk, dan Bagong) yang target awalnya meringankan otak penonton

di tengah pertunjukan serius wayang kulit, wayang golek, atau

wayang wong

hingga lawak berdiri sendiri sebagai paket tontonan, ternyata laku dijual.

Hiburan Tidak Sekadar Menghibur

101

Lawak diharapkan menjadi seni pertunjukan sekaligus sandaran hidup pelaku-

pelakunya, yang tak lagi rapuh di pelataran hiburan. Belakangan ini harapan itu

terwujud. Awak Srimulat generasi Pak Teguh adalah potret betapa bisnis dagelan

bukan lagi bidang yang menakutkan untuk diceburi. Sukses materi Tarzan, Basuki,

Timbul, dan lain-lain menjadikan generasi manusia lucu setelah itu bergairah untuk

menjual diri. Tapi, betapa mudanya dunia lawak yang sedang dan akan terus

berkembang di negeri ini. Banyak oknum terkesan kaget menerima mobilitas vertikal

kehidupannya dan lalu terjadilah beberapa pelawak sukses terjerumus sebagai

pengguna narkoba dan terekpsos miring dalam kehidupan seksual mereka.

Lawak itu seni plus. Pelawak itu aktor plus. Konsumen mereka adalah

masyarakat yang bergerak. Dengan posisi – yang diikuti daya kritis – sangatlah

jembar-rentangnya

karena pada perkembangannya orang melawak tak cuma di

tobong anyaman bambu. Menjadi pelawak harus punya perbendaharaan wacana

yang lebar maka bekal pendagel pada akhirnya tak bisa hanya dengan kepala

dibotakin

atau baju

dibalikin

dan penampilan fisik lainnya. Pelesetan kata pun sudah

dianggap kuno di panggung hiburan lawak yang sekarang ini mulai dipenuhi

mahasiswa bahkan lulusan perguruan tinggi.

Mr. Bean,

the man with a rubber face

, dimainkan oleh Rowan Atkinson yang

insinyur elektrik lulusan Newcastle University ia meraih gelar M.Sc.di Oxford. Maka

betapa cerdasnya lakon-lakon pendek mini kata Mr. Bean yang tersentral pada pria

dewasa egois yang mengalami kemunduran mental sebagai bocah umur 9 tahunan.

Tapi serial ini tak sampai terjebak menjadi pelecehan terhadap penyandang cacat.

Pelawak adalah aktor. Seni lawak adalah dunia hiburan yang bisa rawan dengan

rangkuman antarelemen seni multimedia yang harus muncul seluruhnya. Dunia lawak

membutuhkan kecerdasan pelaku-pelakunya. Mereka dituntut tampil segar, tidak

mengulang-ulang materi lawakan, padahal tontonan ini sangat berpeluang untuk

dimasuki pesan sponsor yang bisa menjadikannya bodoh.

Di luar itu, pelawak tetap manusia lumrah ketika berada di belakang panggung.

Rowan Atkinson tak cuma harus menghidupi istri dan dua anaknya. Atkinson juga

harus tetap disegani di tengah keluarganya. Di samping ia punya profesi lain sebagai

wartawan di sebuah majalah mobil di Inggris.

Minggu Pagi

, No. 07 Th. 58 Minggu III Mei 2005

2. Kerjakan tugas berikut berdasarkan teks di atas!

a. Jelaskan gagasan pokok paragraf pertama teks di atas!

b. Pada teks di atas terdapat pernyataan,

Lawak diharapkan menjadi seni pertunjukan

sekaligus sandaran hidup pelaku-pelakunya, yang tak lagi rapuh di pelataran hiburan.

Apa yang dimaksud dengan pernyataan itu?

c. Mengapa pelawak sekarang harus cerdas?

d. Apa kelebihan lawakan yang dipertontonkan oleh Rowan Atkinson?

e. Apa yang harus dilakukan pelawak di dalam kehidupan bermasyarakat?

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

102

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menyusun rangkuman diskusi panel atau

seminar yang disaksikan melalui layar televisi atau secara langsung.

Menyusun ringkasan artikel

Dalam diskusi panel, hanya ada beberapa orang panelis yang berbicara. Ada pemrasaran

dan penyanggah. Penyampaian prasaran maupun sanggahan, biasanya secara penjang lebar

disertai argumentasi yang meyakinkan.

Merangkum pembicaraan dalam diskusi panel dapat dimulai dengan mencatat siapa

yang berbicara dan apa yang dibicarakan secara singkat. Selanjutnya, pokok-pokok

pembicaraan disusun dalam sebuah rangkuman singkat.

Uji Kompetensi 8.4

1. Bagilah kelas Anda menjadi 4 atau 5 kelompok. Tugas setiap kelompok adalah mencermati

diskusi yang ditayangkan oleh media TV. Kalau hal itu tidak memungkinkan, lihatlah

rekamannya saja! Catatlah

a. kapan (hari, tanggal, dan jam) dan di mana (radio, TV, atau tempat lain) diskusi

diselenggarakan.

b. topik diskusi yang didengarkan

c. nama moderator atau pemimpin diskusi

d. nama-nama peserta yang terlibat dalam diskusi

e. pokok-pokok yang disampaikan setiap pembicara

2. Rangkumlah pokok-pokok yang disampaikan setiap pembicara dalam diskusi tersebut ke

dalam sebuah laporan tertulis!

E. Ada Apa dalam Bahasa Kita

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengidentifikasi kata berawalan dan

berakhiran yang terdapat dalam teks.

Mengidentifikasi kata bersisipan dan berakhiran

Sudah diketahui bahwa kata-kata dalam bahasa Indonesia ada yang dibentuk secara

morfologis. Ada yang berawalan, berakhiran, dan ada yang berkonfiks. Kata

temui, katakan,

lulusan, manusiawi,

dan

kaderisasi,

misalnya, jika dianalisis secara morfologis, diperoleh

beberapa kemungkinan. Salah satu di antaranya tentu dapat diterima.

Hiburan Tidak Sekadar Menghibur

103

temui

(1)

temu + i

(2) bukan

tem + ui

(?)

katakan

(1)

kata + kan

(2) bukan

katak + an

(?)

lulusan

(1)

lulus + an

(2) bukan

lulu + san

(?)

manusiawi

(1)

manusia + wi

(2) bukan

manusi + awi

(?)

kaderisasi

(1)

kader + isasi

(2) bukan

kaderisas + i

(?)

Dengan analisis seperti di atas, kita menerima analisis (1) dan menolak analsis (2).

Dengan begitu, kata

temui, katakan, lulusan, manusiawi,

dan

kaderisasi

berasal dari kata

temu, kata, lulus, manusia,

dan

kader;

masing-masing dengan akhiran -i

, -kan, -an, –wi

,

dan

–isasi.

Dapatkah kata

gerigi, telapak,

dan

gemuruh

dianalisis secara morfologis? Mari kita coba!

gerigi

(1) gerig + i (?)

(2) ge + er + igi

telapak

(1) te + lapak (?)

(2) t + el + apak

gemuruh

(1) ge + muruh (?)

(2) g + em + uruh

Dengan analisis morfologis seperti di atas, kita hanya menerima analisis (2). Dengan

begitu, kata

gerigi

dibentuk dari

gigi

dengan menyisipkan

-em-,

dan

telapak

dari

tapak

dengan

-el-, dan

gemuruh

dari

guruh

dengan

-em-

di antara bunyi pertama dan bunyi keduanya masing-

masing.

Uji Kompetensi 8.4

1. Lengkapilah kata yang tercetak miring dalam kutipan berikut dengan sisipan yang sesuai!

a. Gergaji adalah alat potong yang memiliki

gigi

.

b.

Tapak

kaki dan tangannya melepuh kena bara api.

c. Suara letusan gunung itu

gegar

memekakkan telinga.

d. Dengan

tunjuk

tangan kanan, ia memberi tahu arah yang saya cari.

e. Dengan bibir

getar

ia masih mengucapkan puji syukur kepada Allah swt. lantaran

terhindar dari bencana alam.

2. Lengkapilah kata yang tercetak miring dalam kutipan berikut dengan akhiran yang sesuai!

a. Industri

hibur

di negeri ini melahirkan sejumlah artis panggung.

b. Semula saya mendapatkan

tawar

main sinetron dari seorang produser.

c. Maksud baik produser tersebut tidak saya

sia-sia

.

d

. Pada

awal

main sinetron itu asing bagi saya, tetapi lama-lama biasa juga.

e. Sejak saat itu saya memasuki dunia baru yang tak pernah saya

bayang

.

3. Lengkapilah kata yang tercetak miring dalam kutipan berikut dengan akhiran -i, is, -isasi,

-isme, -man, -wati, -wi, atau -wan!

a. Kandungan protein

hewan

pada daging puyuh cukup tinggi.

b. Khairurrazi,

humor

asal India berpesan, “redakan konflik dengan humor.”

c. Kader

pelawak tidak segencar

kader

yang dilakukan oleh partai politik.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

104

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

○○○○○○○○○

d. Sebagian besar lagu ciptaan Ismail Marzuki dapat menggugah semangat

nasional

bagi

bangsa Indonesia.

e. Saya belum tahu ada tidaknya

ilmu

Indonesia yang membahas humor secara ilmiah.

4. Jelaskan arti akhiran pada kata yang tercetak miring pada kalimat-kalimat berikut!

a. Secara

alami

siapa pun akan tertawa bila melihat hal-hal yang menggelikan.

b. Sebagai bangsa yang berjiwa

Pancasilais

mestinya kita tidak akan melakukan KKN.

c. Ia bukan seorang

humoris

, melainkan seorang

teror

.

d. Nyanyian

gerejawi

dikumandangkan dengan khusyuk pada malam Natal.

e. Pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia sering ditemukan komidi

bangsawan

.

Rangkuman

1. Ada dua tipe diskusi, yaitu dikusi kelompok (hanya diikuti beberapa orang peserta)

dan diskusi umum (diikuti peserta dalam jumlah besar). Dalam diskusi kelompok

setiap peserta memiliki peran serta yang sama. Lain halnya dengan diskusi umum.

Dalam diskusi umum yang benar-benar melakukan diskusi hanya beberapa orang

saja. Walaupun begitu, diskusi umum boleh dihadiri sejumlah besar saksi atau

pendengar.

2. Melaporkan hasil penelitian secara lisan tidak mungkin berlangsung tanpa didahului

penelitian. Penelitian biasanya dilakukan dengan menetapkan (1) tujuan, (2) objek

penelitian, (3) waktu dan tempat penelitian, (4) cara melakukan penelitian, dan

(5) perkiraan umum mengenai apa yang akan peroleh dari penelitian tersebut.

3. Membaca tidak hanya sekedar melafalkan huruf, tetapi, yang penting memahami

isinya. Untuk keperluan itu, diperlukan kecermatan menemukan gagasan-gagasan

yang terdapat di dalam naskah. Untuk memperluas wawasan atau studi, dianjurkan

membaca beberapa teks yang memiliki kesamaan topik.

4. Masih dalam hal rangkum-merangkum. Dalam diskusi panel yang kita tonton di

televisi atau yang kita ikuti secara langsung, kita dapat mencatat siapa pembicaranya

dan apa yang dibicarakan. Selanjutnya, apa yang dibicarakan oleh beberapa panelis

kita rumuskan dalam sebuah rangkuman.

5. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa awalan, sisipan, akhiran, dan konfiks. Ada

imbuhan yang sejak semula kita miliki, tetapi ada yang kita pungut dari imbuhan

bahasa asing (

pra

-,

maha

-, -

wan

, -

i

, -

isasi

, -

isme

). Untuk mengetahui ada tidaknya

imbuhan dan jenisnya, kita harus melakukan analisis bentuk dan maknanya.

Biasanya bentuk suatu imbuhan, selain memiliki fungsi, juga memiliki arti.

Hiburan Tidak Sekadar Menghibur

105

Evaluasi

1. Sekelompok siswa SMA melakukan penelitian sederhana

atas sinetron

Pengantin Remaja, Buku Harian Nayla,

Penyihir Cinta, Intan,

dan

Benci Bilang Cinta.

Kepada

responden diajukan pertanyan, sinetron tidak disukai.

Jawaban responden disampaikan dalam bentuk grafik

sebagai berikut. Jelaskanlah maksudnya!

2. Tentukan inti sari teks berikut!

Indonesia dan fotokopi. Dua hal yang tampaknya semakin

sulit dipisahkan. Setelah bisnis ini menginvasi mental

mahasiwa (untuk malas mencacat), kini giliran insan

perfilman menjadi korban (atau pelaku, ya?). Ide yang

seharusnya datang dari originalitas sang pemikir harus

ternoda karena penjiplakan. Seperti yang lagi ramai saat

ini adalah sinetron jiplakan. Sebagian besar responden

pernah nonton beranggapan bahwa perkembangan sinetron jiplakan semakin buruk.

Umumnya mereka beranggapan bahwa produser sinetron kehabisan ide (

Jawa Pos

,

11 Maret 2007).

3. Ringkaslah penggalan berikut!

Di negeri ini banyak kelatahan. Naik pamornya

Teamlo

diikuti epigon lain.

Pecas Ndahe

(Solo),

Lekas Sembuh

(Yogya),

The Produk Gagal

(Yogya), bahkan

Plat AB

pun kini berparodi

ria. Yogya sebetulnya punya kelompok parodi potensial yakni

Kelompok Swara

Ratan

(KSR)

namun entah mengapa namanya semakin tenggelam (

Minggu Pagi

, Mei 2005).

4. Lengkapilah kata yang tercetak miring dalam kalimat berikut dengan

sisipan

yang sesuai!

a. Dengan

tunjuk

tangan kanan ia memberikan pujian atas keberhasilan anak itu

memerankan tokoh antagonis.

b. Dengan bibir

getar

ia menceritakan pengalaman pahit yang tak mungkin dapat dilupakan

seumur hidup.

5. Lengkapilah kata yang tercetak miring dalam kalimat berikut dengan

akhiran

yang sesuai!

a. Buatku, bintang sinetron kadang dipuja kadang dihina habis-habisan. Dua-duanya pernah

aku

alam

.

b. Maskot, menurut kamus berarti orang, binatang, atau benda yang dianggap membawa

keberuntungan. Selain itu, maskot juga berarti identitas, alat jual, sumber

hibur

untuk

anak-anak.

Sinetron yang Tidak Disuka

Pengantin

Remaja (8%)

Intan (9%)

Buku Harian

Nayla (21%)

Benci Bilang Cinta (22%)

Penyihir

Cinta (40%)

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)

106

Refleksi

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi

pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.